Senin, 23 Januari 2012

Remunerasi PNS

Tanpa banyak publikasi Menteri Keuangan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya TA. 2012 sebagai acuan penghitungan kebutuhan anggaran K/L tahun anggaran yang akan datang (2012). Semua penghitungan didasarkan pada harga satuan, tarif dan indeks yang ada dalam peraturan ini. Ada perbedaan istilah dengan Standar Biaya yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya. Dulu dikenal Standar Biaya Umum (SBU) sekarang dengan adanya PMK ini diganti dengan Standard Biaya Masukan (SBM), sedangkan Standar Biaya Khusus berubah menjadi Standar Biaya Keluaran.
Salah satu perubahan yang menonjol adalah adanya kenaikan uang makan dan uang lembur serta uang makan lembur. Selain itu satuan uang makan dan uang makan lembur ditentukan berdasarkan Golongan PNS, sebelumnya uang makan semua PNS ditentukan sebesar Rp 20.000 tanpa melihat golongannya.
Remunerasi
 
Inilah departemen yang telah melaksanakan 100 % remunerasi. Pelaksanaan remunerasi di Depkeu menjadi dasar bagi departemen lain untuk melaksanakan program serupa. Pemberian tunjangan kinerja di Depkeu mulai diterapkan tahun 2007 dengan label TKPKN (Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara) berdasarkan Kepmenkeu No. 289/KMK.01/02007.
Berikut tabelnya:
No
Grade
Tunjangan
Gol/Ruang
Eselon
1
27
46,950,000


2
26
41,550,000


3
25
36,770,000
IV/e
Eselon I
4
24
32,540,000


5
23
24,100,000


6
22
21,330,000
IV/d
Eselon II
7
21
18,880,000


8
20
16,700,000


9
19
12,370,000
IV/b
Eselon III
10
18
10,760,000


11
17
9,360,000


12
16
6,930,000
III/d
Eselon IV
13
15
6,030,000


14
14
5,240,000


15
13
4,370,000
III/b
Eselon V
16
12
3,800,000
III/b
Pelaksana
17
11
3,450,000


18
10
3,140,000


19
9
2,850,000


20
8
2,550,000
II/c
Pelaksana
21
7
2,360,000


22
6
2,140,000


23
5
1,950,000


24
4
1,770,000


25
3
1,610,000
I/c
Pelaksana
26
2
1,460,000


27
1
1,330,000
I/a
Pelaksana

Sabtu, 15 Oktober 2011

AYO BERCOCOK TANAM SAYURAN
Oleh : Suyanto, SP.
BERTANAM BAWANG MERAH
PENDAHULUAN

Prospek agribisnis bawang merah cukup cerah. Penggunaan bawang merah oleh masyarakat cenderung, baik karena pertambahan penduduk maupun penggunaan perkapita. Dewasa ini makin banyak konsumsi makanan siap saji di tengah masyarakat (nasi goreng, sate, tongseng dan lain-lain) yang memerlukan bawang merah. Disamping produk makanan awetan yang juga menggunakan bawang merah goreng.
Berdasarkan sutuasi distribusi bawang merah nampak pula agribisnis bawang merah masih memiliki ruang gerak yang lebar. Bawang merah produksi saat ini belum mencukupi untuk kebutuhan domestic/dalam negeri.
Dapat disaksikan di kota Brebes, daerah yang menghasilkan 30 % dari total produksi nasional (dengan areal panen 18.000 ha/th) ternyata di kota tersebut terdapat importir bawang merah. Menurut pengakuan importir tersebut bawang merah yang diimpor dari ( Philipina, Thailand, dan lain-lain) ternyata dipasaran Brebes baik untuk benih maupun konsumsi.

Bawang merah  memiliki beberapa keunggulan antara lain :
-
Mampu membentuk anakan yang cukup banyak
-
Berumur genjah
-
Potensi hasil cukup tinggi
-
Dapat dikembangkan pada lahan berpasir dan lahan sawah berpengairan
-
Cocok ditanam pada ketinggian 0 -100 dpl
-
Tahan ditanam pada musim penghujan
-
Tahan terhadap penyakit busuk umbi

Prospek bawang merah tiron ini cukup baik, karena produksi per hektar per tahun cukup tinggi ± 13 ton/Ha/Tahun, dan tahan terhadap hujan, karena bisa ditanam di luar musim (off season), sehingga bawang merah tiron ini bisa sepanjang musim Disamping itu pasar juga bisa menerima dengan harga yang baik.
umumnya usaha tani masih beragam dan diperlukan intruduksi teknologi varietas maupun teknologi budidaya.

CARA BUDIDAYA

Secara umum teknis budidaya bawang merah di lahan pasir tidak jauh berbeda dengan budidaya di lahan sawah, hanya beberapa komponen teknologi yang disesuaikan, antara lain pemakaian mulsa, jarak tanam, dosis pupuk, frekuensi penyiraman.
Tahapan kegiatan dalam budidaya adalah persiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyiraman, pemeliharaan.
  1.      Persiapan Lahan
-
Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 80-100 Cm, dengan cara menggali lahan sedalam 15 Cm, bedengan menyesuaikanttergantung luas lahan
-
Jarak antar bedengan 45 cm (sebagai jalan)
-
Taburkan secara meratan pupuk organic 10 ton/ha (fine compos) dan 40 ton/ha ( pupuk kandang), tambahkan pupuk SP-36 sebanyak 100 Kg/ha sebagai pupuk dasar
  1.      Penanaman
-
Siram bedengan dengan air yang bersih sebelum penanaman dimulai
-
Buatlah lubang tanam tjarak tanam 20 X 18 Cm sedalam umbi
-
Benamkan umbi bawang dalam lubang tanam dengan posisi tegak dan agak ditekan sedikit kebawah hingga ujung umbi rata dengan permukaan tanah
-
Tutup bedengan yang telah ditanami dengan mulsa jerami untuk menjaga kelembaban pada siang hari
-
Penanaman bawang merah di lahan pasir sebaiknya dilakukan pad a musim penghujan.
  1.      Pemupukan
    Selain pupuk dasar perlu dilakukam pemupuk susulan
-
Pupuk ZA diberikan 3 kali masing-masing pad a umur 12 hari, 23 hari dan 35 hari setelah tanam dengan dosis 300 Kg/ha.
-
Pupuk KCL deberikan 1 kali pada umur 12 hari setelah tanam dengan dosis 100 Kg/ha
  1.      Penyiraman
    Usahakan agar tanah tetap lembab sampai umur 50 hari dengan melakukan penyiraman pagi dan sore secara rutin, air yang dipergunakan untuk penyiraman dengan memperhatikan :
-
Air tidak mengandung racun yang membahayakan pertumbuhan tanaman & tanah.
-
Sumber air tidah berasal dari saluran pembuangan limbah industri yang dapat membahayakan tanaman dan tanah
  1.      Pemeliharaan
    Pemeliharaan meliputi : Penyiangan dan pencabutan gulma, pengendalian hama penyakit dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
  2.      Panen
    Bawang merah dapat dipanen pada umur 60-70 hari. Ciri-ciri bawang merah yang siap dipanen yaitu pangkal daun mengempis,daun tampak menguning, daun rebah 75 % dan buah mengambang warna merah dan keras. Cara memanen bawang merah dicabut dijajar berbaris selebar bedengan dengan umbi bawang merah ditutup 1/3 dari daun cabutan berikutnya dan dikeringkan 4-6 hari.
  3.      Penyimpanan
    Cara penyimpanan bawang merah pada rak-rakan bambu. Rak-rakan dibuat 4-5 tingkat dengan selang 40 Cm ke atas dan jarak antar rak 70 Cm. Setiap minggu sekali dilakukan pengontrolan dan pengasapan. Gudang mempunyai ventilasi cukup, lantai sebaiknya semen agar kedap air, atap gudang kena sinar matahari langsung.  
 ----------------------------------------------------------------------
BERTANAM KACANG PANJANG
Oleh : Suyanto, SP.

I. Persiapan Lahan
 Sebelum ditanami lahan dilakukan pembajakan dan digaru, untuk memperoleh struktur tanah yang gembur dan remah. Kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 1-1,2 m atau dibentuk guludan dengan jarak antar guludan 1 m.
II. Penanaman
 Kebutuhan benih kacang panjang 21 – 23 kg/ha, khusus untuk varietas KP-01 10,5 kg/ha karena jarak tanam KP-01 lebih besar dan berat bijinya lebih ringan. Sebelum penanaman dilakukan terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan cara ditugal dengan jarak dalam barisan 25 cm dan antar barisan 1 m. Perlubang tanam diisi 2 biji, hal ini dimaksudkan dalam satu lanjaran maksimal 4 tanaman. Setelah itu biji ditanam, ditutup dengan tanah/pupuk kandang yang sudah lembut/remah atau bisa juga dengan abu.
III. Pemeliharaan Tanaman
3.1. Pemupukan
 Pemupukan pertama ( I ) dilakukan umur ± 12 hari dengan dosis ZA = 50 kg/ha, SP-36 = 100 kg/ha, KCL = 50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal, jaraknya 5 cm dari lubang tanam. Kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan kedua ( II ) dilakukan umur ± 28 hari dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam. Pemupukan ketiga ( III ) dilakukan umur ± 40 hari juga dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam.
3.2. Pemasangan Lanjaran
 Pemasangan lanjaran dilakukan 10-15 hari setelah tanam ( hst ), kira-kira tinggi tanaman 15-25 cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang tanam sehingga jarak antar lanjaran 50 cm. Setiap 5 lanjaran perlu ditambah lanjaran/diperkuat, dengan cara dipasang silang.
3.3. Pemasangan Tali
 Pemasangan tali dilakukan setelah pemasangan lanjaran selesai. Tali berguna membantu mengarahkan/merambatkan tanaman. Pemasangan tali ada dua tahap. Tahap I pada ketinggian ± 70 cm dari lanjaran. Tahap II pada ketinggian ± 150 cm dari lanjaran
3.4. Merambatkan
 Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman baik pucuk tanamn maupun cabang-cabang tanaman. Diharapkan tanaman merambat pada lanjaran dan tali yang telah dipasang, sehingga buah/polong tidak tergeletak di tanah.
3.5. Penyiangan
 Penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, atau dilakukan sewaktu-waktu saat gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman.
3.6. Pengairan
 Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang terpenting dijaga agar tanaman tidak kelebihan atau kekurangan air. Pengairan sebaiknya dilakukan setelah pemupukan dilakukan. Sedangkan pada musim hujan, pengairan cukup dari air hujan.
IV. Hama dan Penyakit
4.1. Hama dan Pengendaliannya
Hama-hama tanaman kacang panjang adalah :
4.1.1. Thrips
 Thrips menyerang bagian pucuk tanaman sehingga tanaman menjadi keriting dan kering, sering juga menyerang tunas atau pucuk, sejak tanaman masih kecil hingga besar. Ciri tanaman dewasa dapat berakibat kerontokan pada bunga dan serangan terjadi pada musim kemarau. Pengendalian thrips dengan menggunakan pestisida Winder, Promectin, Agrimec, Confidor dll dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.2. Tungau (Mites)
 Tanaman yang terserang tungau akan tampak dari daun-daun yang menggulung ke bawah, dan warnanya hijau kehitaman. Dalam kondisi parah, tanaman dapat mengalami kerontokan daun. Pengendalian dengan menggunakan Samite, Omite, Mitac dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.3. Aphids sp.
 Serangan Aphids sp. hampir sama dengan serangan thrips, hanya, bedanya jika pada serangan Aphids, daun menjadi hitam karena tumbuh jamur jelaga yang tumbuh pada kotoran Aphids. Apids dapat dikendalikan dengan Winder, Supracide dll, dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.4. Ulat Polong.
 Hama ulat bunga menyebabkan kerontokan pada bunga. sedangkan ulat polong menyebabkan kerusakan pada bagian polong. Kerusakan ini menimbulkan pembusukan bagian tersebut akibat aktifitas mikoorganisme yang berasal dari kotoran ulat tersebut. Hama-hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan Winder dengan dosis sesuai dengan rekomendasi.


4.2. Penyakit dan Pengendaliannya
4.2.1 .Penyakit layu
 Penyakit ini bias disebabkan oleh jamur Pytium maupun oleh bakteri Pseudomonas sp. Penyakit ini dapat dicegah dengan kocor dengan Fungisida, maupun dengan semprot. Sedangkan pengendalian bakteri dengan kocor Bactomycin atau Agrimycin dengan dosis sesuai anjuran.
V. Panen dan Pasca Panen
 Panen dilakukan setelah polong berwarna coklat dan umur tanaman sekitar 60-70 hari. Panen dilakukan dengan memetik polong yang sudah tua dan biji sudah mulai megeras. Kemudian dijemur diatas terpal atau dibuatkan para-para ditempat yang panas. Setelah kering dipipil dengan alat perontok, biji juga dengan cara manual yaitu dupukul/digebug. Biji hasil pipilan dikeringkan lagi dan disortir, untuk memisahkan biji yang baik dengan biji yang jelek (berlubang, kepeng, kecil).