- Persiapan Lahan
-
|
Bedengan
dibuat dengan ukuran lebar 80-100 Cm, dengan cara menggali lahan
sedalam 15 Cm, bedengan menyesuaikanttergantung luas lahan
|
-
|
Jarak
antar bedengan 45 cm (sebagai jalan)
|
-
|
Taburkan
secara meratan pupuk organic 10 ton/ha (fine compos) dan 40 ton/ha (
pupuk kandang), tambahkan pupuk SP-36 sebanyak 100 Kg/ha sebagai pupuk
dasar
|
- Penanaman
-
|
Siram
bedengan dengan air yang bersih sebelum penanaman dimulai
|
-
|
Buatlah
lubang tanam tjarak tanam 20 X 18 Cm sedalam umbi
|
-
|
Benamkan
umbi bawang dalam lubang tanam dengan posisi tegak dan agak ditekan
sedikit kebawah hingga ujung umbi rata dengan permukaan tanah
|
-
|
Tutup
bedengan yang telah ditanami dengan mulsa jerami untuk menjaga kelembaban
pada siang hari
|
-
|
Penanaman
bawang merah di lahan pasir sebaiknya dilakukan pad a musim penghujan.
|
- Pemupukan
Selain pupuk dasar perlu dilakukam pemupuk susulan
-
|
Pupuk
ZA diberikan 3 kali masing-masing pad a umur 12 hari, 23 hari dan 35
hari setelah tanam dengan dosis 300 Kg/ha.
|
-
|
Pupuk
KCL deberikan 1 kali pada umur 12 hari setelah tanam dengan dosis 100
Kg/ha
|
- Penyiraman
Usahakan agar tanah tetap lembab sampai umur 50 hari dengan
melakukan penyiraman pagi dan sore secara rutin, air yang dipergunakan
untuk penyiraman dengan memperhatikan :
-
|
Air
tidak mengandung racun yang membahayakan pertumbuhan tanaman &
tanah.
|
-
|
Sumber
air tidah berasal dari saluran pembuangan limbah industri yang dapat
membahayakan tanaman dan tanah
|
- Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi : Penyiangan dan pencabutan gulma,
pengendalian hama penyakit dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
- Panen
Bawang merah dapat dipanen pada umur 60-70 hari. Ciri-ciri bawang
merah yang siap dipanen yaitu pangkal daun mengempis,daun tampak
menguning, daun rebah 75 % dan buah mengambang warna merah dan
keras. Cara memanen bawang merah dicabut dijajar berbaris selebar
bedengan dengan umbi bawang merah ditutup 1/3 dari daun cabutan
berikutnya dan dikeringkan 4-6 hari.
- Penyimpanan
Cara penyimpanan bawang merah pada rak-rakan bambu. Rak-rakan
dibuat 4-5 tingkat dengan selang 40 Cm ke atas dan jarak antar rak
70 Cm. Setiap minggu sekali dilakukan pengontrolan dan pengasapan.
Gudang mempunyai ventilasi cukup, lantai sebaiknya semen agar kedap
air, atap gudang kena sinar matahari langsung.
----------------------------------------------------------------------
BERTANAM KACANG PANJANG
Oleh : Suyanto, SP.
I. Persiapan Lahan
Sebelum ditanami lahan dilakukan pembajakan dan digaru, untuk
memperoleh struktur tanah yang gembur dan remah. Kemudian dibuat bedengan
dengan ukuran 1-1,2 m atau dibentuk guludan dengan jarak antar guludan 1 m.
II. Penanaman
Kebutuhan benih kacang panjang 21 – 23 kg/ha, khusus untuk
varietas KP-01 10,5 kg/ha karena jarak tanam KP-01 lebih besar dan berat
bijinya lebih ringan. Sebelum penanaman dilakukan terlebih dahulu dibuatkan
lubang tanam dengan cara ditugal dengan jarak dalam barisan 25 cm dan antar
barisan 1 m. Perlubang tanam diisi 2 biji, hal ini dimaksudkan dalam satu
lanjaran maksimal 4 tanaman. Setelah itu biji ditanam, ditutup dengan
tanah/pupuk kandang yang sudah lembut/remah atau bisa juga dengan abu.
III. Pemeliharaan Tanaman
3.1.
Pemupukan
Pemupukan pertama ( I ) dilakukan umur ± 12 hari dengan dosis ZA
= 50 kg/ha, SP-36 = 100 kg/ha, KCL = 50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara
ditugal, jaraknya 5 cm dari lubang tanam. Kemudian ditutup dengan tanah.
Pemupukan kedua ( II ) dilakukan umur ± 28 hari dengan pupuk NPK = 200 kg/ha
dengan jarak 10 cm dari lubang tanam. Pemupukan ketiga ( III ) dilakukan umur ±
40 hari juga dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam.
3.2. Pemasangan
Lanjaran
Pemasangan lanjaran dilakukan 10-15 hari setelah tanam ( hst ),
kira-kira tinggi tanaman 15-25 cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang tanam
sehingga jarak antar lanjaran 50 cm. Setiap 5 lanjaran perlu ditambah
lanjaran/diperkuat, dengan cara dipasang silang.
3.3. Pemasangan Tali
Pemasangan tali dilakukan setelah pemasangan lanjaran selesai.
Tali berguna membantu mengarahkan/merambatkan tanaman. Pemasangan tali ada dua
tahap. Tahap I pada ketinggian ± 70 cm dari lanjaran. Tahap II pada ketinggian
± 150 cm dari lanjaran
3.4. Merambatkan
Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan
tanaman baik pucuk tanamn maupun cabang-cabang tanaman. Diharapkan tanaman
merambat pada lanjaran dan tali yang telah dipasang, sehingga buah/polong tidak
tergeletak di tanah.
3.5.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, atau dilakukan
sewaktu-waktu saat gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman.
3.6. Pengairan
Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang terpenting dijaga agar
tanaman tidak kelebihan atau kekurangan air. Pengairan sebaiknya dilakukan
setelah pemupukan dilakukan. Sedangkan pada musim hujan, pengairan cukup dari
air hujan.
IV. Hama dan
Penyakit
4.1.
Hama dan Pengendaliannya
Hama-hama
tanaman kacang panjang adalah :
4.1.1.
Thrips
Thrips menyerang bagian pucuk tanaman sehingga tanaman menjadi
keriting dan kering, sering juga menyerang tunas atau pucuk, sejak tanaman
masih kecil hingga besar. Ciri tanaman dewasa dapat berakibat kerontokan pada
bunga dan serangan terjadi pada musim kemarau. Pengendalian thrips dengan
menggunakan pestisida Winder, Promectin, Agrimec, Confidor dll dengan dosis
sesuai anjuran.
4.1.2.
Tungau (Mites)
Tanaman yang terserang tungau akan tampak dari daun-daun yang
menggulung ke bawah, dan warnanya hijau kehitaman. Dalam kondisi parah, tanaman
dapat mengalami kerontokan daun. Pengendalian dengan menggunakan Samite, Omite,
Mitac dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.3.
Aphids sp.
Serangan Aphids sp. hampir sama dengan serangan thrips, hanya,
bedanya jika pada serangan Aphids, daun menjadi hitam karena tumbuh jamur
jelaga yang tumbuh pada kotoran Aphids. Apids dapat dikendalikan dengan Winder,
Supracide dll, dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.4.
Ulat Polong.
Hama ulat bunga menyebabkan kerontokan pada bunga. sedangkan ulat
polong menyebabkan kerusakan pada bagian polong. Kerusakan ini menimbulkan
pembusukan bagian tersebut akibat aktifitas mikoorganisme yang berasal dari
kotoran ulat tersebut. Hama-hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan
Winder dengan dosis sesuai dengan rekomendasi.
4.2.
Penyakit dan Pengendaliannya
4.2.1
.Penyakit layu
Penyakit ini bias disebabkan oleh jamur Pytium maupun oleh
bakteri Pseudomonas sp. Penyakit ini dapat dicegah dengan kocor dengan Fungisida, maupun dengan semprot. Sedangkan pengendalian bakteri dengan kocor
Bactomycin atau Agrimycin dengan dosis sesuai anjuran.
V. Panen dan
Pasca Panen
Panen dilakukan setelah polong berwarna coklat dan umur tanaman
sekitar 60-70 hari. Panen dilakukan dengan memetik polong yang sudah tua dan
biji sudah mulai megeras. Kemudian dijemur diatas terpal atau dibuatkan
para-para ditempat yang panas. Setelah kering dipipil dengan alat perontok,
biji juga dengan cara manual yaitu dupukul/digebug. Biji hasil pipilan
dikeringkan lagi dan disortir, untuk memisahkan biji yang baik dengan biji yang
jelek (berlubang, kepeng, kecil).
|